Hitung Cepat Sementara Pilgub 2013 Jawa Barat


Senin 25 Feb 2013, 08:34 WIB- detikNews

Ini Hasil 9 Quick Count Pilgub Jabar

Jakarta – Pasangan yang diusung PKS untuk Pilgub Jabar, Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar, terus berjaya. Setidaknya di delapan lembaga survei dan real count milik KPU Jabar, perolehan suara Aher-Deddy diperkirakan tidak akan tertandingi pasangan lainnya.

Dari data-data yang dikumpulkan, Minggu (24\/2\/2013), perolehan suara Aher-Deddy memang tidak lagi terkejar oleh pasangan lainnya. Pasangan ini terus mendapat angka di atas 30 persen. Hanya pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki yang berusaha untuk memberi perlawanan.

Menurut hitung cepat versi MNC Media Research<\/strong> pukul 16.00 WIB, pasangan Aher-Deddy Mizwar memimpin dengan perolehan suara 32,77 persen.

1. Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib: 1,8 persen
2. Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim: 11,91 persen
3. Dede Yusuf-Lex Laksamana: 25,68 persen
4. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar: 32,77 persen
5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki: 27,84 persen

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)<\/strong> yang bekerjasama dengan RCTI menilai Aher memimpin dengan 32,38 persen suara.

1. Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib: 1,81 persen
2. Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim: 12,16 persen
3. Dede Yusuf-Lex Laksamana: 24,71 persen
4. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar: 32,38 persen
5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki: 29,07 persen

Sedangkan menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI)<\/strong> bekerjasama dengan TVOne menunjukkan 3 kandidat bersaing ketat. Pasangan cagub Aher-Deddy Mizwar unggul dengan 33.14 persen suara, Pilkada Jabar satu putaran.

1. Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib: 1,89 persen
2. Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim: 11,81 persen
3. Dede Yusuf-Lex Laksamana: 25,23 persen
4. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar: 33.14% persen
5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki: 27.92% persen

Sementara itu, Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)<\/strong> menunjukkan pasangan Aher-Deddy Mizwar 32,71 persen suara. Aher-Deddy Mizwar unggul tipis atas Rieke-Teten dengan angka 28,15 persen.

1. Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib: 1,86 persen
2. Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim: 12,54 persen
3. Dede Yusuf-Lex Laksamana: 24, 87 persen
4. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar: 32,71 persen
5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki: 28,15 persen

Lembaga Survei Indonesia (LSI)<\/strong> menempatkan jagoan dari PKS itu mendapat 33,21 persen. Pasangan Rieke-Teten terpaut 6 persen di bawah Aher.

Pasangan nomor 1 (Dikdik-Toyib)= 2,02 persen
Pasangan Nomor 2 (Yance-Tatang) = 12,01 persen
Pasangan Nomor 3 (Dede-Lex) = 25,39 persen
Pasangan Nomor 4 (Aher-Deddy) = 33,21 persen
Pasangan Nomor 5 (Rieke-Teten) = 27,37 persen

Sementara itu, Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia<\/strong> menempatkan Dede-Lex hanya mencapai angka 25,65 persen alias di bawah Aher.

Pasangan nomor 1 (Dikdik-Toyib)= 1,67 persen
Pasangan Nomor 2 (Yance-Tatang) = 12,75 persen
Pasangan Nomor 3 (Dede-Lex) = 25,65 persen
Pasangan Nomor 4 (Aher-Deddy) = 31,96 persen
Pasangan Nomor 5 (Rieke-Teten) = 27,96 persen

Hasil yang tidak jauh berbeda juga dikeluarkan oleh Indo Barometer.<\/strong> Survei ini dilakukan Indo Barometer bersamaan quick count di 450 TPS dengan 74.948 TPS yang yang tersebar di 26 kabupaten\/kota di Provinsi Jawa Barat. Dari total pemilih 32.536.980 pemilih.

1. Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib: 2,03 persen.
2. Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim: 12,32 persen.
3. Dede Yusuf-Lex Laksamana: 26,09 persen.
4. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar: 32,38 persen.
5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki: 27,18 persen.

Pasangan Aher-Deddy Mizwar juga lagi-lagi unggul dalam raihan quick count Jaringan Suara Indonesia (JSI).<\/strong> Hasil quick count JSI yakni Aher-Deddy meraih 32,18 persen, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki mendapat 27,93 persen, Dede Yusuf-Lex Laksamana memperoleh 25,58 persen, Yance-Tatang menyabet 12,58 persen, dan Dikdik-Cecep meraih 1,72 persen.

Berdasarkan hasil penghitungan suara real count KPU Jabar,<\/strong> hingga pukul 18.00 WIB, pasangan nomor urut 4, Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar masih berada di nomor satu Pilgub. Pasangan ini untuk sementara sudah mengantongi 458.382 suara.

Rangking dua diduduki Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki meraih 351.429 suara, menyusul rangking tiga Dede Yusuf-Lex Laksaman mendapat 345.869 suara. Posisi keempat Irianto MS. Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim mendapat 191.228 suara, dan rangking lima Dikdik Mulyana Arif Mansyur-Cecep N.S. Toyin memperoleh 26.914 suara.

(mok/mok)

Hasil Quick Count Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013-2018


24 Februari 2013 11:01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015 17:47:07

Sebelumnya kita telah mengetahui 5 (lima)  pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat periode 2013-2018 di postingan saya yang berjudul “Pemilihan Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018“. Hari ini, tepat jam 13.00 atau jam 1 siang semua proses pemilihan seharusnya telah ditutup.

Proses pemilihan cepat atau yang dikenal dengan istilah Quick Count banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga, seperti LSI, Litbang Kompas, RCTI, MNC, TV One, dan lain sebagainya. Parpol pengusung kandidat cagub-cawagub Jabar pun tidak mau kalah dengan menggelar quick count dan real count Pilgub Jabar 2013 ini. Parpol itu masing-masing PKS dan koalisinya, Demokrat dan koalisinya, serta PDIP.

Berikut ini akan saya update terus hasil quick count Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat : 1. Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib: 1,74 persen 2. Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Farhanul Hakim: 12,28 persen 3. Dede Yusuf-Lex Laksamana: 25,50 persen 4. Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar: 31,57 persen 5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki: 28,91 persen Quick Count ini sumbernya adalah dari Litbang Kompas Pukul 16.00 WIB Update:

Selamat untuk Pasangan Calon Nomor Urut 4 yang, menurut hasil quick count dari banyak lembaga perhitungan, telah memenangi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Periode 2013 – 2018. Bagi masyarakat Jawa Barat, mari dimulai dengan Bismillah. Namun bagi pemenang, tenggelamlah dalam kesyukuran penuh tanggung jawab, ucapkanlah Innalillahi…

Sumber : http://faridwajdi.com/hasil-quick-count-pemilihan-gubernur-jawa-barat-2013-2018/#ixzz2LoTcrIOA

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kang_aid/hasil-quick-count-pemilihan-gubernur-jawa-barat-2013-2018_551f62daa33311e12bb66ff5

Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2008


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Gubernur dan Wakil Gubernur sebelum pemilu
Danny Setiawan dan Nu’man Abdul Hakim
Golkar
Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih
Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf
PKS

Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2008 dilaksanakan pada tanggal 13 April 2008 untuk memilih Gubernur Jawa Barat periode 2008-2013. Terdapat tiga pasangan calon yang berkompetisi dalam pemilihan ini, yaitu Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana (DA’I) yang diusung oleh Partai Golkar, dan Partai Demokrat; Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim (AMAN) yang diusung oleh PDI-P, PPP , PKB, PKPB, PBB, PBR dan PDS; dan terakhir Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf (HADE) yang diusung oleh PKS dan PAN.Pemilihan ini dilaksanakan pada 13 April 2008 dan dimenangkan oleh pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf dengan perolehan suara 40,50%, disusul pasangan Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim dengan perolehan suara 34,55%, dan terakhir pasangan Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana dengan perolehan suara 24,95%. Jumlah suara yang masuk sebanyak 18.802.665 dari 26 kabupaten kota. Suara yang sah 17.996.105 dan yang tidak sah 806.560.

Kandidat gubernur dan wakil gubernur

Pemilihan umum ini diikuti oleh tiga calon pasangan gubernur dan wakil gubernur.

Nomor
urut
Kandidat gubernur Kandidat wakil gubernur Partai politik Jargon
1 Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya (Golkar)
DEMOKRAT.gif Partai Demokrat
DA’I
2 PDIPLogo.png Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Ppp-logo.jpg Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Pkb.jpg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
PKPB.gif Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)
Bulan Bintang.jpg Partai Bulan Bintang (PBB)
PBR.jpg Partai Bintang Reformasi (PBR)
Pds.gif Partai Damai Sejahtera (PDS)
AMAN
3 PKS Logo.svg Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Logo Partai Amanat Nasional.jpg Partai Amanat Nasional (PAN)
HADE

Hasil

Kandidat Partai Suara %
DannyIwan Golkar dan Demokrat 4.490.901 24,95 %
AgumNu’man PDI-P, PPP , PKB, PKPB, PBB, PBR dan PDS 6.217.557 34,55 %
HeryawanDede PKS dan PAN 7.287.647 40,50 %
Tidak sah/golput 806.560 3,39 %
Total 18.802.665 100 %
Pemilih terdaftar 28 Juta (sekitar)

KPU Sahkan Aher-Deddy Sebagai Pemenang Pilgub Jabar 2013


Minggu, 3 Maret 2013 | 16:47 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menetapkan pasangan nomor urut 4, Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar sebagai pemenang dalam  Pilkada Jawa Barat 2013.
“Kami nyatakan pasangan nomor urut 4, yakni, Ahmad Heryawan-Deddy sebagai pemenang Pilgub Jabar 2013,” kata Kepala Bagian Hukum dan Teknis KPU Jabar Tepi Dharmawan saat diperintahkan Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengumumkan hasil pemenang, di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Bandung, Minggu, (3/3/2013).Keputusan itu dibacakan setelah KPU selesai merekapitulasi perhitungan suara yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan KPU di 26 Kabupaten Kota di Jawa Barat.
“Hasil rekapitulasi perhitungan suara ini dinyatakan sah,” kata Yayat sambil mengetok palu.Pasangan Aher-Deddy menang dengan perolehan suara sah 6.515.313 atau 32,39 persen, dikikuti pasangan Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki dengan jumlah suara 5.714.997 atau 28,41 persen, kemudian, pasangan Dede Yusuf Macan Effendi – Lex Laksamana Zainal Lan 5.077.522 atau 25,24 persen, Irianto MS. Syafiudin – Tatang Farhanul Hakim, 2.448.358 atau 12,17 persen , dan terakhir Dikdik Maulana Arif Mansur dan Cecep Nana Suryana Toyib, 359.233 atau 1,79 persen.Partisipasi pemilih mencapai 63,85 persen, sedangkan suara sah keseluruhan se-Jabar mencapai 20.115.423 dan suara tidak sah mencapai 598.356. Daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilgub Jabar 2013 jumlahnya mencapai 32,5 juta jiwa.
Tepi menegaskan, keputusan ini berlaku sejak ditetapkan. Pihak KPU berharap keputusan ini bisa diterima oleh semua pihak. “Kami berharap keputusan ini bisa diterima oleh semua pihak, apabila ada yang tidak terima, silakan menghadap kepada jalur yang sudah ditentukan,” imbaunya.Setelah pengumuman pemenang selesai, dilanjutkan dengan penandatanganan rekapitulasi hasil perhitungan suara, meskipun tidak semua perwakilan kelima cagub menerima dengan keputusan KPU.
Yang menandatangani pengesahan hanya perwakilan pasangan nomor urut 1,3 dan 4, sementara nomor 2 dan 5 langsung pergi meninggalkan ruangan.
Penulis : Kontributor Bandung, Rio Kuswandi
Editor : A. Wisnubrata

Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2013


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bendera Indonesia


2008 ← 24 Februari 2013 → 2018

Gubernur Aher.jpg Rieke pilgub jabar.jpg Dede Yusuf.jpg
Calon Ahmad Heryawan Rieke Diah Pitaloka Dede Yusuf
Partai PKS PDI-P Demokrat
Pendamping Deddy Mizwar Teten Masduki Lex Laksamana
Suara rakyat 6.515.313 5.714.997 5.007.522
Persentase 32,39% 28,41% 25,24%

Yance.jpg Dikdik Mansyur.jpg
Calon Irianto MS Syafiuddin Dikdik Mulyana
Partai Golkar Independen
Pendamping Tatang F. Hakim Cecep NS Toyib
Suara rakyat 2.448.358 359.233
Persentase 12,17% 1,79%

 


Gubernur dan Wakil Gubernur sebelum pemilu
Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf
PKS
Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih
Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar
PKS

Pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2013 dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2013 untuk memilih Gubernur Jawa Barat periode 2013–2018. Terdapat lima pasang kandidat yang bersaing dalam pemilihan umum ini, yaitu Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura); Dede Yusuf dan Lex Laksamana yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); Dikdik Mulyana Arief Mansur dan Cecep Nana Suryana Toyib yang berlaga secara independen; Irianto MS Syafiuddin dan Tatang Farhanul dari Partai Golkar; dan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Tidak seperti pemilihan umum sebelumnya, pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2013 ini mendapat liputan dan pemberitaan luas dari media karena diikuti oleh kandidat-kandidat yang latar belakangnya berasal dari kalangan selebritis seperti Dede Yusuf, Deddy Mizwar dan Rieke Diah Pitaloka.

Pemilihan digelar pada tanggal 24 Februari 2013 dan dimenangkan oleh pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar, dengan perolehan suara lebih dari 30%. Sebelumnya, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh beberapa media sebelum pemilu berlangsung juga menunjukkan hasil yang sama.

Kandidat gubernur dan wakil gubernur

Pemilihan umum ini diikuti oleh lima calon pasangan gubernur dan wakil gubernur,  pasangan diusung oleh partai politik dan satu pasang berasal darì calon independen.

Nomor
urut
Kandidat gubernur Kandidat wakil gubernur Partai politik Keterangan
1 Dikdik Mansyur.jpg
Dikdik Mulyana Arief Mansur
Cecep Toyib.jpg
Cecep Nana Suryana Toyib
Calon Independen.jpg Independen (Calon Perseorangan)
2 Yance.jpg
Irianto MS Syafiuddin
Tatang farhanul hakim.jpg
Tatang Farhanul Hakim
Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya (Golkar)
3 Dede Yusuf.jpg
Dede Yusuf
Lek Laksamana.jpg
Lex Laksamana
Democratic Party (Indonesia).svg Partai Demokrat
Logo Partai Amanat Nasional.jpg Partai Amanat Nasional (PAN)
Gerindra.jpg Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Pkb.jpg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
4 Gubernur Aher.jpg
Ahmad Heryawan
Wagub Dedy Mizwar.jpg
Deddy Mizwar
PKS Logo.svg Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Ppp-logo.jpg Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
HANURA.jpg Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
5 Rieke pilgub jabar.jpg
Rieke Diah Pitaloka
Teten Masduki.jpg
Teten Masduki
PDIPLogo.png Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Hasil

Kandidat Partai Suara %
DikdikCecep Independen 359.233 1,79 %
YanceTatang Golkar 2.448.358 12,17 %
DedeLex Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra 5.077.522 25,24 %
AherDeddy PKS, PPP, PKB dan Hanura 6.515.313 32,39%
RiekeTeten PDIP 5.714.997 28,41 %
Tidak sah/golput 598.356
Total 20.713.779 100 %
Pemilih terdaftar 32.646.000

Hasil akhir real count Pilkada Depok 2015


By –

Hasil akhir real count Pilkada Depok 2015 (Foto: Kpu.go.id)

Depok News–Hasil hitung nyata (real count) Pilkada Depok 2015 rampung 100 %, seperti dilansir dari situs resmi KPU, Minggu (13/12/2015). Hasilnya tidak berbeda jauh dengan hitung cepat (quick count), yang tetap memenangkan Idris-Pradi.

Real count Pilkada Depok 2015 dimulai sejak Kamis, 11 Desember 2015. Petugas Pemilih Kecamatan (PPK) di Depok secara bertahap melakukan rekapitulasi suara dan bisa diketahui masyarakat lewat situs resmi KPU. Hasilnya, pasangan nomor urut 1, Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi memperoleh 25.2652 suara (38,14 %) dan pasangan nomor urut 2, Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna memperoleh 40.9809 suara (61,86 %).

Kemenangan Idris-Pradi lewat real count tidak berbeda jauh dengan hitung cepat (quick count). Hasil hitung cepat Cyrus Network dengan data sampel yang masuk 100% dan didukung data hitung cepat internal tim sukses menunjukkan angka kemenangan yang cukup telak bagi Idris-Pradi. Menurut hitung cepat Cyrus Network, Idris-Pradi yang didukung PKS, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat memperoleh 60,7 % suara sedangkan Dimas-Babai yang didukung PDIP, Partai Nasdem, PKB, dan PAN memperoleh 39,3% suara. Kedua pasangan calon terpaut 20 persen suara, sebagaimana diprediksi sejumlah lembaga survei menjelang hari pencoblosan.

Pilkada Depok 2015 diikuti 321.356 pemilih laki-laki (53,11 %) da 363.358 pemilih perempuan (59,41 %). Dari total 1.224.631 pemilih yang menggunakan hak pilih atau tingkat partisipasinya sebanyak 695.777 pemilih (56,82 %). Suara sah 662.325 sedangkan suara tidak sah 29.004. Persentase suara sah sebesar 95,80 %. Pemilih disabilitas yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 1.314 jiwa.

Data real count didapat dengan menghitung dan menggabungkan hasil penghitungan suara di form C, yang berisi hasil perolehan suara pasangan calon dari 3.235 TPS di 11 kecamatan di Depok. Setelah hasil real count rampung, datanya kemudian diberikan ke tingkat kota atau ke KPU Depok untuk direkapitulasi secara menyeluruh lewat rapat pleno.

KPU Depok menargetkan waktu beberapa hari untuk melakukan rekapitulasi suara di tingkat kota sehingga akhirnya ditetapkan hasil perolehan suara pasangan calon dan pemenang Pilkada Depok 2015. Prosesnya diperkirakan rampung hingga 17 atau 18 Desember 2015.

Secara lebih lengkap, berikut hasil akhir real count Pilkada Depok 2015 oleh KPU Depok:

rekap kpud depok per kecamatan 1

Hasil akhir real count Pilkada Depok 2015 (Foto: Kpu.go.id)Hasil akhir real count Pilkada Depok 2015 (Foto: Kpu.go.id)

Partisipasi warga Depok dalam Pemilukada 2015 Partisipasi warga Depok dalam Pemilukada 2015

Pemilihan umum Wali Kota Depok 2015


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemilihan umum Wali Kota Depok 2015
Bendera Indonesia


2010 ← 9 Desember 2015 → 2021

Walikota Depok 2016.png Dimas Oky Nugroho.jpg
Calon Idris Abdul Shomad Dimas Oky Nugroho
Partai PKS PDI-P
Suara rakyat 411.367 253.086
Persentase 61,91% 38,09%


Wali Kota sebelum pemilu
Nur Mahmudi Ismail
PKS
Wali Kota terpilih
Idris Abdul Shomad
PKS

Pemilihan Umum Wali Kota Depok 2015 akan dilaksanakan pada 9 Desember 2015 untuk memilih Walikota dan Wakil Walikota Depok periode 20162021 dan akan diikuti oleh 1.4 juta pemilih.Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Depok ini merupakan Pemilihan kepala daerah ketiga di Kota Depok yang dilakukan secara langsung. Walikota dan Wakil Walikota terpilih akan dilantik pada 26 Januari 2016, menggantikan Nur Mahmudi Ismail yang telah menjabat selama dua periode sejak tahun 2006

Jumlah kursi parlemen

Berdasarkan data KPUD Kota Depok, bahwa Partai Politik hasil pemilihan umum legislatif 2014 yang akan mengusung calon Walikota dan Wakil Walikota Depok dipersyaratkan minimal harus mempunyai 10 kursi di parlemen atau gabungan dari partai politik yang mempunyai kursi di parlemen dengan jumlah minimal 10 kursi.

Hasil pemilihan umum legislatif 2014 di Kota Depok terdapat 10 Partai Politik yang mempunyai kursi di parlemen yakni :

Definitif

Berikut adalah calon yang telah mendaftarkan diri di KPU Kota Depok yang akan memperebutkan 1.4 juta suara pemilih warga Kota Depok:

No. Urut Kandidat Walikota Kandidat Wakil Walikota Partai politik Referensi
1
Dimas Oky Nugroho.jpg

Dimas Oky Nugroho

Babai Suhaimi PDIP
PAN
PKB
Nasdem
meski ditolak simpatisan partai
2
M Idris.jpg

Idris Abdul Shomad

Bang Pradi.jpg

Pradi Supriatna

PKS
Gerindra
Demokrat kemudian menyatakan dukungannya

Profil singkat calon walikota

Idris Abdul Shomad
Idris Abdul Shomad merupakan petahana. Ia menjabat sebagai wakil walikota ketika pilkada berlangsung. Selain sebagai wakil walikota, ia juga merupakan seorang cendekiawan dan dosen. Idris Abdul Shomad merupakan peraih gelar doktor di bidang Tsaqofah Islamiyyah.
Dimas Oky Nugroho
Dimas Oky Nugroho merupakan pengamat politik di Akar Rumput Foundation. Ia diangkat menjadi calon karena menurut PDIP Depok membutuhkan figur muda. Dimas Oky Nugroho merupakan peraih gelar doktor di bidang antropologi politik.

Profil singkat calon wakil walikota

Pradi Supriatna
Pradi Supriatna merupakan ketua DPC partai Gerindra cabang Depok, bendahara PSSI Jawa Barat, dan pengusaha properti. Selain itu, ia pernah menjadi manajer Persikad Depok.
Babai Suhaimi
Babai Suhaimi adalah ketua DPD partai Golkar cabang Depok. Selain itu ia juga ketua karang taruna Depok dan ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Depok.

Hasil

Kandidat Partai Suara %
Dimas Oky Nugroho
Babai Suhaimi
PDIP, PAN,
PKB, Nasdem
253.086 38,09%
Idris Abdul Shomad
Pradi Supriatna
PKS,
Gerindra
411.367 61,91%
Tidak sah/golput 557.576
Total Suara Sah 664.453 100%
Pemilih terdaftar 1.222.029
Sumber: RepublikaLiputan 6

Konflik

Konflik internal terjadi di dalam partai PDIP yang membawa nama Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi. Sekretaris PDIP cabang Depok menyatakan bahwa dirinya tidak pernah merestui nama Dimas Oky Nugroho, sehingga kemungkinan tanda tangannya yang ada pada berkas pendaftaran adalah palsu. Masyarakat dan simpatisan PDIP mendemo KPUD.

Mereka menginginkan ketua KPUD diadili karena meloloskan berkas palsu tersebut dan dinilai tidak melaksanakan tugasnya dengan benar, meminta pilkada ditunda dan menganulir pasangan Dimas-Babai. KPU kemudian mengklarifikasi ke DPC PDIP Depok dan ditemukan bahwa tanda tangan pada berkas tersebut adalah asli dan menyatakan pasangan Dimas-Babai sah.

Meski telah dinyatakan sah, kasus ini masih berlanjut dengan pernyataan sekretaris PDIP sendiri yang menyatakan masih ada kemungkinan bahwa tandatangannya dipalsukan.Bakal calon Rudi Samin mengaku ditipu oleh PDIP cabang Depok. Ia diminta uang sebesar 300 juta rupiah oleh PDIP cabang Depok yang disebutnya digunakan untuk memperbesar hasil survei untuknya dan mempermulus jalannya menjadi calon walikota.Dukungan Demokrat terhadap pasangan Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna “terlambat” diumumkan dan didaftarkan, sehingga partai Demokrat tidak secara resmi menjadi partai pengusung keduanya.

Hal ini menyebabkan ketua umum partai Demokrat cabang Depok dipecat dari jabatannya. Namun kader dari Partai Demokrat tetap masuk ke dalam tim pemenangan pasangan Idris-Pradi.Partai yang mengalami perpecahan dan kepengurusan ganda (Golkar dan PPP) tidak dapat menyatakan dukungannya di pilkada manapun, termasuk di Depok.Meskipun Babai Suhaimi merupakan ketua Partai Golkar cabang Depok, Golkar tidak memberikan dukungannya secara resmi pada pasangan Dimas-Babai maupun pasangan lainnya yang mengklaim telah didukung salah satu kepengurusan Golkar.

Di sisi lain, meski tidak mengusung secara resmi, disinyalir bahwa PPP kubu Romahurmuziy mendukung Dimas-Babai dan kubu Djan Faridz mendukung Idris-Pradi.Satu pasangan independen, Ibrahim Kadir Tuasamu dan Johanes Karundeng, dinyatakan tidak memenuhi persyaratan oleh KPUD Depok. Keduanya mengajukan gugatan ke PTUN Bandung karena “melihat ada tindakan KPU kota Depok yang bertentangan dengan perundangan yang berlaku”.

Menakar Peluang Paslon Pemimpin Depok


19 September 2015 08:59:40 Diperbarui: 19 September 2015 09:10:22 Dibaca : 246

Usungan PDIP kepada pasangan Dimas Oky Nugroho, dan Babai Suhaemi dalam kontestasi Pilkada Kota Depok setidaknya akan dipastikan sangat ketat, artinya lawan yang akan dihadapi mereka adalah lawan yang tangguh yaitu Idris Abdul Shomad yang diusung PKS dan Pradi Supriatna yang diusung Partai Gerindra. Namun Dimas-Babai ternyata tidak gentar akan semua itu, setidaknya ada 6 parpol pendukung yang menamakan dirinya sebagai Koalisi Damai yang juga memiliki arti Dimas-Babai. Enam Partai pendukung tersebut adalah PDIP, Partai Golkar, PPP, Partai Nasdem, PKB dan PAN.

Jadi tidak heran ketika banyak para pendukung Dimas-Babai mengatakan bahwa pertarungan Paslon Pilkada Depok ini akan ketat. Sebenarnya pengusungan dua nama ini membuat peta politik di Kota Belimbing itu mengejutkan sebagian pihak, terutama para kader internal PDIP. Bahkan penetapan nama Dimas sendiri dapat terbilang cukup cepat dan terkesan instant. Padahal internal PDIP Depok sendiri telah sangat hati-hati dalam menjaring sejumlah nama, mulai dari Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka, Ketua Kadin Kota Depok Wing Iskandar, Aktivis dan pengusaha Rudi Samin, Mantan Ketua PB HMI Nur Fajrieansyah, Ketua Kosgoro Depok Ibrahim Kadir Tuasamu dan lain sebagainya.

Pada akhirnya penjaringan nama tersebut kandas ditengah jalan, bahkan terkesan sia-sia belaka. Nama Dimas juga dikenal sebagai salah satu pengamat politik dari Akar Rumput Strategic Consulting serta aktif sebagai Staf Ahli di Kantor Presiden. Bahkan dirinya mengaku tidak akan bicara panjang lebar terkait penetapan dirinya sebagai calon nomor satu di Depok. Sementara itu, penetapan rekomendasi sendiri telah dikeluarkan partai pada 14 Juli lalu. Untuk visi dan misi Paslon Dimas-Babai jika nantinya terpilih sebagai orang nomor satu di Depok adalah lebih terfokuskan pada pembenahan kota, kesejahteraan masyarakat dan peningkatan infrastruktur. Didalam proyeksinya membawa Depok kedepan yang sejahtera mengisyaratkan kita pada cara pemimpin Walikota Surabaya yaitu Tri Rismaharini, Walikota Bogor, Bima Arya dan Walikota Bandung Ridwan Kamil.

Cara pandang Dimas tersebut memang tergolong cukup baik, namun dalam kenyataannya justru terbalik. Nama Dimas justru kurang populer dimata warga Depok. Alhasil warga Depok kini mempertanyakan siapakah Dimas itu sebenarnya ?. Banyak isu liar yang kini beredar di Kota Depok, banyak yang mengatakan bahwa Dimas sendiri bukan orang asli Depok, serta Dimas hanyalah titipan dari Istana Presiden.

Tentunya hal tersebut bagi Dimas punya tantangan sendiri dalam meraih dukungannya, bahkan dirinya berharap khusus melalui kader PDIP Depok untuk bekerja sama memenangkan Pilkada Depok 2015 nanti. Dirinya juga terfokus pada pemilih yang akan dibidiknya yaitu pada kalangan anak muda yang ada di Depok.

Begitu pula terhadap Babai Suhaemi, sebelum adanya rekomendari penetapan pasangan, anggota DPRD Depok dari Fraksi Golkar ini jauh-jauh hari cukup percaya diri akan disandingkan dengan Rieke Diah Pitaloka. Namun sayang, pada kenyataannya sangat jauh berbeda.

Walaupun salah satu lembaga survey lokal menempatkan dirinya sebagai tokoh Depok yang punya elektabilitas kedua terbanyak setelah Rieke, dirinya akhirnya berserah diri untuk bersanding dengan Dimas. Pertaruhan Babai juga menjadi salah satu perhatian besar terhadap Kader Partai Banteng yang sebenarnya tidak sepaham dengan sandingan Dimas-Babai.

Namun, Babai sendiri sepertinya tidak mau ambil pusing terhadap penetapan Paslon tersebut. Bahkan dirinya mengakui perbedaan pendapat adalah sebuah proses demokrasi dalam dunia perpolitikan. Lain halnya dengan Paslon pemimpin Kota Depok berikutnya yaitu Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna.

Menurut hasil survey lokal memang kedua nama ini kalah bersaing dengan nama Dimas-Babai, namun indikasi kepopulerannya antara Idris dan Pradi justru saat ini bak artis yang sedang naik daun. Idris Abdul Shomad yang kini menjabat sebagai Wakil Walikota Depok ternyata punya peluang yang cukup besar dikalangan warga Depok, dengan memanfaatkan jabatan inilah dirinya terus melakukan kinerjanya untuk warga Depok.

Jadi tidak heran ketika namanya terus dielu-elukan warga Depok, terlebih lagi banyak Ormas-Ormas yang menyatakan dirinya untuk mendukung Idris-Pradi seperti Forkabi Depok, Kosgoro dan lain-lain. Bahkan Idris sendiri sangat percaya diri dengan dukungan tersebut indikasi kemenangan akan dipegangnya, terlebih lagi dirinya juga didukung penuh oleh partai besar seperti PKS, Gerindra dan Partai Demokrat. Bahkan PKS sendiri mengakui bahwa partai tersebut telah menggaet Ketua DPC Partai Gerindra Depok, Pradi Supriatna dikarenakan punya visi dan misi yang sama untuk Depok yang lebih baik lagi.

Namun sebenarnya PKS sendiri lebih mengarah ke Partai Demokrat atau Golkar. Namun pada kenyataannya kini berbeda, justru dari Partai Golkar di Depok yaitu Babai Suhaimi PKS enggan menggandengnya. Pada kenyataan itulah akhirnya Babai justru kini menjadi lawan tangguh bagi calon dari PKS di Pilkada Kota Depok itu. Alasan PKS menggandeng Pradi sebagai calon Wakil Walikota Depok untuk mendampingi Idris dikarenakan kebutuhan untuk memenuhi syarat partai politik agar dapat mengusung pasangan calon.

Bahkan syarat bagi parpol atau gabungan parpol untuk dapat mengajukan pasangan calon di Pilkada Depok adalah 20 persen perolehan kursi di DPRD Depok. sementara itu PKS hanya memperoleh lima kursi dari 50 kursi DPRD Depok atau tidak cukup untuk dapat mengajukan pasangan calon sendiri, oleh sebab itulah kenapa PKS kini menggandeng Pradi. Kini kita tunggu bagaimanakah pertarungan sebenarnya terhadap Paslon-Paslon yang diusung, warga Depok hanya punya satu impian yaitu menjadikan Kota Depok yang lebih baik lagi.

Tidak perduli siapapun pemimpinnya yang terpenting adalah Kota Depok menjadi kota yang terbaik bagi warganya. SALAM KOMPASIANA

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tommymaulana/menakar-peluang-paslon-pemimpin-depok_55fcc18c309373a911ab3799

Walikota Depok Terpilih Siap Laksanakan 10 Program Kerja


Kamis, 17 Desember 2015 — 10:26 WIB

Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna menjadi imam dalam solat berjamaah bersama warga dan ulama (angga)

Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna menjadi imam dalam solat berjamaah bersama warga dan ulama (angga)

SEBAGAI calon terpilih pasangan nomor urut 2 Walikota dan Wakil Walikota Depok KH. M Idris Abdul Shomad dengan Pradi Supriatna. Jika terpilih secara resmi akan melaksanakan program kerja dan visi misi dalam mengembangkan pembangunan Kota Depok.

Calon Wakil Walikota Depok, Pradi Supriyatna mengatakan apa yang didapatkan ini berkat kepercayaan masyarakat sehingga unggul. “Kepercayaan hati masyarakat untuk memilih kita kedepan tidak akan disiakan.Berdua kita akan menjalankan tugas untuk menjamin kesejahteraan masyarakat dan pengembangan pembangunan Kota Depok,”ujarnya kepada Pos Kota usai menghadiri sekaligus memperingati milad ke-13 di pengajian Majelis Taklim At-Taubah kediaman KH. Abu Bakar Madris, Kalimulya, Cilodong Kota Depok.

Berdasarkan hasil quick count Pilkada Depok ditetapkan suara pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 Walikota Depok KH M. Idris Abdul Shomad dan Wakil Walikota Depok Pradi Supriyatna unggul telak 61,90 persen dengan Paslon nomor urut 1 Walikota Depok Dimas Oky dan Walikota Depok Babai Suhaimi 37,87 persen.

“Langkah yang akan kita ambil berdua adalah dengan bersinergi lalu bahu membahu bersama stakholder yang ada dalam membangun pembangunan di Kota Depok. Selain itu perbaikan dalam dunia pendidikan serta kemakmuran masyarakat yang kurang mampu mulai dari tingkat RT dan RW,”katanya.

Bapak empat anak dari istri Marta Catur Wuri Handidi ini mengungkapkan jika sudah ditetapkan dan terpilih secara resmi nanti. Pihaknya akan langsung menjalankan 10 program kerja dan visi misi.

Sepuluh program kerja yang akan dijalankan nanti adalah 1.Depok Peduli Pendidikan,2. Puskesmas Rawat Inap 24 jam, 3. Taman Kota Terpadu di tiap kelurahan,4. Pusat Kesenian,Budaya dan Kreatifitas Pemuda, 5. Revilatisasi Pasar Tradisional dan 1.000 kios UMKM, 6. Sentra Ekonomi Industri Kreatif, 7. Peningkatan Insentif RT, RW, dan LPM, 8. Peningkatan Dana Operasional Kader Posyandu dan Posbindu, 9. Anggaran Dana Insentif Bagi Pembimbing Rohani, dan 10. Pembangunan Alun-Alun Kota Depok.

Selain itu, Idris-Pradi memiliki sejumlah visi-misi jika terpilih dalam Pilkada ini. Mereka memiliki slogan; “Kota Depok yang nyaman, aman dan religius”.

Unggul: Menjadi yang terbaik dan terdepan dalam memberikan pelayanan publik, berbasis Industri kreatif dan pengembangan sumber daya manusia yang bertumpu pada ketahanan keluarga.

Nyaman : Tercipta suatu kondisi ruang kota yang bersih, sehat, asri, harmonis, berwawasan lingkungan dan ramah bagi kehidupan masyarakat.

Religius : Terjaminnya hak-hak masyarakat dalam menjalankan kewajiban agama bagi masing-masing pemeluknya, yang terjamin dalam peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kemuliaan dalam akhlak, moral dan etika serta berwawasan kenegaraan dan kebangsaan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

MISI

Untuk misi, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diusung Partai PKS, Gerindra, dan Demokrat, berjanji akan meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional dan transparan. Mengembangkan sumber daya manusia yang religius, kreatif dan berdaya saing.

Mengembangkan ekonomi yang mandiri, kokoh dan berkeadilan berbasis industri kreatif. Membangun infrastruktur dan ruang publik yang merata, berwawasan lingkungan dan ramah keluarga. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai agama dan menjaga kerukunan antar umat beragama serta meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.

“Jika diamanahkan kami akan rangkul semua termasuk visi misi yang disampaikan sahabat kita (Dimas-Babai),” ungkap Pradi yang juga merangkap menjabat Pengurus Pengcab PSSI Depok.

Jiwa pemimpin yang dikenal merakyat ini di warga Depok, Pradi sebagai sosok yang dekat juga kepada tokoh agama, ulama, dan pendiri pondok pesantren tergabung dalam majelis taklim.
(angga/sir)

Warga Tidak Tahu Visi Misi Pasangan Calon Wali Kota Depok


Penulis: Dewasasri M Wardani11:00 WIB | Senin, 30 November 2015

Pasangan calon walikota dan wakil walikota depok nomor urut 1 Dimas Oky Nugroho -Babai Suhaemi ( sebelah kiri) dan urut 2 yakni Idris-Pradi Supriatna (sebelah kanan) (Foto: depokraya.com)

DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Meski masa kampanye Pilkada Depok telah dimulai sejak 27 Agustus 2015 lalu, tapi hingga kini lebih dari 90 persen warga Depok mengaku tidak tahu program kerja kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota.

Hal itu terungkap dari hasil survei, yang diselenggarakan Pusat Kajian Politik (Puskapol) Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).

Kepala Puskapol FISIP UI Sri Eko Budi Wardani, mengatakan pihaknya mengadakan wawancara dengan 630 warga Depok yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah mempunyai hak pilih.

Dari hasil survei itu kelihatan bahwa 92,2 persen warga Depok belum mengetahui apa visi dan misi pasangan nomor 1, yakni Dimas-Babai. Begitu juga tentang visi dan misi pasangan nomor urut 2 yakni Idris-Pradi, 93,7 persen warga Depok tidak mengetahui.

Yang luar biasa adalah sikap warga Depok terhadap politik uang. Puskapol FISIP UI menemukan ada 41,3 persen responden mengatakan akan ada pihak yang menawarkan uang untuk memilih pasangan calon.

Bahkan, ada 88,2 persen responden menilai akan ada tawaran politik uang dari pihak tim kampanye paslon.

“Angka survei ini menunjukkan jika adanya situasi kesenjangan antara antusiame dengan minimnya informasi pilkada, membuka kemungkinan terjadinya politik uang,” katanya di Aula Terapung Perpustakaan UI, Kamis (26/11).

Sri Eko melanjutkan, survei dilakukan sejak 27 Oktober hingga 6 November 2015, dengan asumsi populasi sebanyak 1.221.981 pemilih dan margin error dari penelitian sebanyak 3,99 persen.

Survei dan temuannya menyimpulkan, proses pilkada masih jauh dari kondisi optimal. Sosialisasi dan informasi masih dinilai minim dan berkebalikan dengan antusiasme warga yang dinilai tinggi.

“Ketimpangan antara antusiasme dan informasi harus disikapi serius oleh penyelenggara,” kata dia. (depokraya.com)

Editor : Bayu Probo